Hola..
Assalamualaikum wr. Wb.
Apa kabar teman-teman semua? semoga semua dalam keadaan baik-baik aj yaa.. Terimakasih sudah mau mampir lagi, kali ini akan membahas dan
menjelaskan tentang Daun Sirsak (Annona muricata L) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn) sebagai AntiKanker, semoga bermanfaat!!
Daun Sirsak (Annona muricata L) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava liin) sebagai Anti Kanker
PENDAHULUAN
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang
manfaat dari Tanaman sirsak (Annona muricata L) dan tanaman jambu
biji (Psidium
guajava linn). seperti yang kita tahu bahwa, pada tanaman sirsak dan tanaman jambu biji diketahui
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Terutama pada bagian daun tanaman.
Salah satu manfaat dari kedua daun tanaman tersebut adalah sebagai anti kanker.
Anti kanker ini diperoleh dari senyawa Flavonoid yang terkandung dalam kedua
daun tanaman tersebut.
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih jauh
mari kita bahan tentang pengertian kanker, anti kanker, senyawa flavonoid,
sirsak,dan jambu biji terlebih dahulu. Kanker
merupakan istilah umum yang dipakai untuk menyebut semua jenis tumor ganas.
Tumor ganas merupakan tumor yang menyebar ke bagian lain tubuh dan menyerang
organ serta jaringan lain sehingga terjadi penghancuran sel normal (Nafrialdi dan Gan, 2008). Penyakit
ini menempati peringkat kedua sebagai penyebab kematian.
Penyakit
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak
terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan
sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan
menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan
normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah
mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor
ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga
mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan
dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila
kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati.
Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang -
kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium
lanjut sehingga sulit diobati (Hafil, 2012). Upaya pengobatan kanker dapat dilakukan dengan
pembedahan, radiasi, kemoterapi, dan pemberian hormon-hormon terapi
Anti
kanker adalah obat untuk mencegah dan mengobati pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Obat antikanker adalah senyawa kemoterapetik yang
digunakan untuk pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan (kanker). Obat
antikanker disebut juga obat sitotoksik, sitostatik atau senyawa antineoplasma (Siswandono dan Soekardjo, 1995).
Tujuan utama kemoterapi ini adalah merusak secara selektif sel tumor yang
berbahaya tanpa mengganggu sel normal.
Pengobatan
kanker dapat dilakukan dengan cara:
1) Pembedahan,
terutama untuk tumor padat terlokali sasi seperti karsinoma pada payudara dan
kolorektal.
2) Radiasi
digunakan untuk pengobatan tambahan sesudah pembedahan dan untuk pengobatan
tumor seperti seminoma testikular dan karsinoma nasofaring.
3) Pemberian
kemoterapi untuk pengobatan tumor yang tidak terlokalisasi seperti leukemia,
koriokarsinoma, multiple mieloma, penyakit Hodgkin, limfoma 14 Desi Harneti P.H. Burkitt dan digunakan
untuk pengobatan tambahan seusai pembedahan.
4) Endokrinoterapi
merupakan bagian dari kemoterapi yaitu penggunaan hormon untuk pengobatan tumor
pada organ yang proliferasinya tergantung pada hormon seperti karsinoma
payudara dan prostate.
5) Imunoterapi,
masih dalam penelitian dan berperan penting pada pencegahan mikrometastatis.
Gambar 1.2 http://febeunike93.blogspot.com/2013/11/penentuan-struktur-flavonoid.html
Setelah kita memahami tentang kanker dan antikanker,
sekarang kita akan membahas tentang salah satu senyawa yang terdapat dalam antikanker
yaitu flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder dan
keberadaannya pada daun tanaman dipengaruhi oleh proses fotosintesis sehingga
daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan
senyawa bahan alam dari golongan fenolik (Sjahid 2008). Flavonoid merupakan
senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara
enzim maupun non enzim. Flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik radikal
hidroksi dan superoksida dengan demikian melindungi lipid membran terhadap
reaksi yang merusak.
Gambar 1.3 https://www.makanabis.com/post/article/
Buah sirsak rasanya manis agak asam sehingga sering
dipakai sebagai bahan jus buah. Daging buahnya kaya akan serat. Setiap 100 g
buah yang dapat dimakan mengandung 3.3 g serat sehingga dapat memenuhi 13%
kebutuhan serat per hari. Selain itu, daging buahnya mengandung banyak
karbohidrat (terutama fruktosa), vitamin C (20 mg/100 g), B1 dan B2 (Tayler,
2002). Kandungan flavonoid ekstrak daun sirsak antara lain golongan flavon,
dihidroflavonol, flavonol, dan flavaon.
Gambar 1.4 https://indocropcircles.wordpress.com/2014/05/21/sirsak-pembunuh-kanker/
Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk mencegah
pertumbuhan sel kanker dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Khasiat
buah dan daun sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan
terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain itu, daun sirsak
juga dimanfaatkan untuk pengobatan demam, diare, anti kejang, anti jamur, anti
parasit, antimikroba, sakit pinggang, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu,
antispasmodik, antihipertensi, obat pereda nyeri, hipoglikemik dan antikanker.
Pada Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan
beberapa kandungan kimia lainnya termasuk Annonaceous acetogenins. Acetogenins
merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah
senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan
pertumbuhan sel kanker (Mardiana, 2011).
Acetogenins
merupakan inhibitor kuat dari kompleks I mitokondria atau NADH dehidrogenase.
Zat ini akan mengakibatkan penurunan produksi ATP yang akan menyebabkan
kematian sel kanker, lalu kemudian memicu terjadinya aktivasi jalur apoptosis
serta mengaktifkan p53 yang dapat menghentikan siklus sel untuk mencegah
terjadinya proliferasi tak terkendali (Retnani, 2011).
Gambar 1. https://fk.ui.ac.id/infosehat/benarkah-daun-pepaya-dan-jambu-biji-bisa-sembuhkan-dbd/
Tanaman jambu biji (Psidium Guajava Linn) terdiri dari
beberapa kultivar antara lain tanaman jambu biji dengan daging buah merah,
daging buah putih dan daging buah kuning (Alisyahbana, 1993). Bagian tanaman
yang paling sering digunakan adalah daun yang mengandung minyak atsiri, lemak,
damar, garam-garam mineral, triterpenoid, tannin dan flavonoid.
Jambu biji memiliki beberapa kelebihan, antara lain
buahnya dapat dimakan sebagai buah segar, dapat diolah menjadi berbagai bentuk
makanan dan minuman. Selain itu, buah jambu biji bermanfaat untuk pengobatan
(terapi) bermacam-macam penyakit, seperti memperlancar pencernaan, menurunkan
kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan
sariawan. Selain buahnya, bagian tanaman lainnya, seperti daun, kulit akar
maupun akarnya, dan buahnya yang masih muda juga berkhasiat obat untuk
menyembuhkan penyakit disentri, keputihan, sariawan, kurap, diare, pingsan,
radang lambung, gusi bengkak, dan peradangan mulut, serta kulit terbakar sinar .
Gambar 1.6 https://www.halodoc.com/ini-manfaat-tersembunyi-daun-jambu-biji
Daun jambu biji mengandung flavonoid, tanin (17,4 %),
fenolat (575,3 mg/g) dan minyak atsiri. Efek farmakologis dari daun jambu biji
yaitu antiinflamasi, antidiare, analgesik, antibakteri, antidiabetes,
antihipertensi dan penambah trombosit. Adapun salah satu senyawa dari flavonoid
yang terkandung dalam daun jambu biji adalah kuersetin, yang memiliki titik
lebur 310˚C, sehingga kuersetin tahan terhadap pemanasan (Sudarsono dkk, 2002).
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik
kesimpulan bahwa :
1. Daun
sirsak memiliki kandungan berupa aktivitas antioksidan yang tinggi dan
flavonoid ekstrak daun sirsak antara lain golongan flavon, dihidroflavonol,
flavonol, dan flavaon, sedangkan pada daun jambu biji memiliki kandungan berupa
asam psidiloat, asam ursolat, asam krategolat, asam oleanolat, asam guaiavolat,
quercetin, flavonoid, tanin (17,4 %), fenolat (575,3 mg/g) dan minyak atsiri.
2. Perbedaan
antara daun sirsak dan daun jambu biji terdapat pada kandungan zat yang ada
antara kedua jenis tanaman tersebut, dari morfologi juga terlihat jelas
perbedaannya, dan dari manfaat yang dihasilkan oleh kedua jenis tanaman
tersebut juga didapatkan perbedaan.
B.
Saran
Saran
yang dapat diberikan kepada pembaca adalah agar bisa dimanfaat sebaik-baiknya
dan bisa membagikan informasi ini kepada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono,
S. B. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta:
Kanisisus.
Mardiana, Lina. Ratnasari, Juwita. 2011. Ramuan dan
khasiat sirsak. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Retnani, V. 2011. Pengaruh Suplementasi Ekstrak
Daun Annona muricata terhadap Kejadian Displasia
Epitel Kelenjar Payudara Tikus Sprague Dawley yang Diinduksi 7, 12 Dimethylbenz[a]anthracene. Skripsi. Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Sjahid Rahmawan L. 2008. Isolasi dan Identifikasi
Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora
L.). Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A.,
dan Purnomo. 2002. Tumbuhan Obat II (Hasil
Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan), 66-68, Pusat Studi Obat
Tradisional- Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Taylor
L. 2002. Technical Data Report For Graviola Annona muricata, 2nd edition.
Austin: Sage
Press.