Selasa, 21 Juli 2020

BUAH BLIGO (BENINCASA HISPIDA) ATAU BUAH KUNDUR SEBAGAI ALTERNATIF OBAT HERBAL

Hola.. Assalamualaikum wr. Wb.

      Apa kabar teman-teman semua? semoga semua dalam keadaan baik-baik aj yaa.. Terimakasih sudah mau mampir ke blog aku, kali ini aku akan membahas dan menjelaskan tentang Buah bligo (Benincasa hispida) atau buah kundur sebagai alternatif obat herbal, semoga bermanfaat!!
 


BUAH BLIGO (BENINCASA HISPIDA) ATAU BUAH KUNDUR SEBAGAI ALTERNATIF OBAT HERBAL



PENDAHULUAN

Tanaman bligo (Benincasa hispida) atau yang dikenal sebagai kundur atau wintermelon dalam bahasa Inggris, merupakan salah satu tanaman yang tergolong dalam famili Cucurbitaceae atau keluarga labuh-labuhan. Tanaman ini baik tumbuh dalam iklim tropis, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, India, Cina, Filipina, dan lainnya. Buah dari tanaman ini memiliki kulit berwarna hijau kekuningan dan daging buah berwarna putih.
Bligo (Benincasa hispida) merupakan sayuran buah yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae atau tanaman labu (Hendro, 2010). Buah bligo atau sering disebut dengan buah kundur jarang dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga belum banyak dibudidayakan orang. Kalaupun diolah, buah bligo hanya dimanfaatkan dengan cara ditumis, dibuat sup, atau dibuat manisan, seperti sukade. Terbatasnya pengolahan buah bligo sebagai makanan disebabkan oleh rasa buah yang sedikit langu.
Sayangnya, dibandingkan dengan tanaman labu lainnya, tanaman bligo masih jarang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Rasa dari buahnya yang tawar dan sedikit langu mengakibatkan pemanfaatannya terbatas. Masyarakat memanfaatkan tanaman ini hanya sebagai sayuran, ditumis, dan dibuat manisan (Alsuhendra et. al., 2014).
Kandungan buah bligo terdiri dari air, protein, lemak nabati, karbohidrat, serat, mineral, dan vitamin (Grubben, 2004). Buah bligo dilaporkan mempunyai khasiat untuk kesehatan tubuh. Di Indonesia buah ini digunakan untuk membantu mengobati penyakit diabetes, karena buah bligo mengandung magnesium yang tinggi dan salah satu fungsi magnesium yaitu menigkatkan sistem kerja hormon insulin (Wijayakusuma, 2010).
Penelitian di Taiwan menunjukkan bahwa buah bligo memiliki antioksidan dalam jumlah tinggi, karena buah bligo mengandung berbagai macam vitamin yang bersifat antioksidan, seperti vitamin C, tiamin (B1), riboflavin (B2) dan niasin (B3) (Huang, 2001).
Buah bligo juga kaya akan mineral kalium. Menurut Grubben (2004), kandungan kalium buah bligo adalah sekitar 0,27 g/100 g. Karena itu, buah bligo seringkali pula digunakan sebagai obat alternatif bagi penderita hipertensi.




ISI

Tanaman blingo (Benincasa hispida) atau lebih sering kita kenal dengan nama tanaman kundur ini merupakan tanaman yang mudah ditemukan dibanyak negara tropis seperti Indonesia. Buah bligo atau buah kundur ini merupakan salah satu tanaman dari suku Cucurbitaceae. 
 Kundur adalah jenis tanaman yang merambat dan menjalar luas. Kundur dibudidayakan di sepanjang daratan India dan di perbukitan pada ketinggian hingga 4000 kaki, sebagai sayuran. Nama genus diberikan oleh seorang ahli botani terkenal dari Italia bernama Gaetano Savi pada tahun 1818 untuk menghormati Giuseppe Benincasa yang merupakan seorang pelindung dunia tumbuhan. Hispida berarti berbulu kasar sebagaimana permukaan buah yang ditutupi oleh bulu kasar, sehingga spesiesnya dinamakan Benincasa hispida. Apabila telah matang, bulu halus pada permukaan buah hilang berganti dengan lapisan lilin, sehingga disebut labu lilin. Buah kundur dapat tumbuh hingga memiliki panjang 80 cm.. Kundur dapat tumbuh menjalar di permukaan tanah dan dapat pula tumbuh merambat pada pagar atau tumbuhan lain di sekitarnya. Meskipun sering disamakan dengan melon, tapi kundur tidak memiliki rasa manis. Buah kundur dapat tumbuh sepanjang tahun tanpa terpengaruh oleh cuaca (Ghosh dan Baghel, 2011).
Salah satu sayuran yang potensial dalam peningkatan kesehatan dan pengobatan adalah buah kundur (Sheemole, dkk., 2016). Buah bligo atau buah kundur ini merupakan salah satu jenis buah yang banyak digunakan sebagai alternatif obat herbal. Kundur telah digunakan secara tradisional sebagai pengobatan dan memiliki beberapa aktivitas farmakologi yaitu antioksidan, antiinflamasi, analgetik, antidiabetes, diuretik dan antimikroba (Alsnafi, 2013).
Klasifikasi ilmiah (Zaini, dkk., 2011)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyle
Bangsa : Violales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Benincasa
Jenis : Benincasa hispida (Thunb.) Cogn
Benincasa hispida biasa dikenal sebagai Kundur (Malaysia), Bhuru Kolu atau Safed Kolu (Gujarati), Petha (India), Kusmanda (Sansekerta), Donggua (China dan Korea), Fak Kio (Thailand), Calabaza China atau Calabaza Blanca (Spanyol), Kondol (Filipina), Bligo atau kundur (Indonesia). Kundur juga mempunyai beberapa nama dalam), Komelingan bahasa Inggris, yaitu winter melon, tallow gourd, wax gourd dan chinese water melon, Tougan (Jepang), Bi Dao (Vietnam (Timor), Kyauk Pha-Yon Thee (Myanmar), Courgette Velue (Prancis), Wachskürbis (Jerman) dan Abóbora D’água (Portugis) (Zaini, dkk., 2011).
Buah bligo atau buah kundur ini mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, saponin, glikosida, terpenoid/steroid, asam fenolat, karoten dan kumarin. Selain itu buah bligo atau buah kundur ini juga mengandung sejumlah vitamin yaitu vitamin C (asam askorbat), vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin) dan beberapa mineral diantaranya kalsium (Ca), kalium (K), natrium (Na), dan besi (Fe).
 Kandungan buah kundur terdiri dari karbohidrat (maltosa, fruktosa, galaktosa), asam organik (pipecolic acid, cucurbic acid, malonic acid), dan asam amino (metil amino L alanin). Senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid (isovitexin, dihydroxyflavan, hydroxyflavan, myricetin), asam fenolat (ferulic acid, syringic acid, benzoid acid), terpenoid (marasmic acid, hirsuitic acid, beta vitivone), kumarin (umbelliferone), karoten dan sterol (sitosterol) (Sheemole, 2016).
Buah kundur juga mengandung sejumlah vitamin yaitu vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3 serta beberapa mineral seperti natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca) dan besi (Fe) (Zaini, dkk., 2010). Senyawa kimia dalam buah kundur yang mempunyai aktivitas antioksidan adalah flavonoid, terpenoid, asam fenolat, karoten, kumarin dan vitamin C (Sayuti dan Yenrina, 2015).
Pemanfaatan buah bligo sebagai bahan pangan masih terbatas, padahal buah ini mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah tinggi. Walaupun dipercaya bermanfaat oleh masyarakat akan khasiatnya, buah bligo masih belum dimanfaatkan secara maksimal.
Buah bligo di Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal. Selama ini, buah bligo hanya dimanfaatkan sebagai bahan untuk diolah menjadi sayur bening, penurun panas demam dengan meminum hasil dari perasannya, dan lainnya (Defira, 2013). Di sisi lain, buah bligo memiliki aktifitas antioksidan yang cukup tinggi saat berada di beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otak. Aktifitas antioksidan yang tinggi diakibatkan oleh zat-zat aktif yang terkandung di buah bligo tersebut (Bimakr et. al., 2012).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Huang dkk., (2004), aktivitas antioksidan yang diperlihatkan oleh buah kundur mampu menghambat oksidasi asam linoleat. Selain itu, peneliti juga menyebutkan bahwa buah kundur kemungkinan memiliki efek untuk melawan perkembangan arterosklerosis dan juga efek antikarsinogenik (Zaini, dkk., 2010).
Beberapa manfaat didapat dari kandungan nutrisi buah kundur yaitu untuk mencukupi kebutuhan folat, menurunkan berat badan, merupakan sumber vitamin B, menyembuhkan luka diabetes, mengobati cacingan akibat cacing pita, mencegah pendarahan, menyembuhkan penyakit maag, meredakan flu dan batuk, dan mengatasi kesulitan buang air kecil (Setiawan, 2015).
Ensiklopedia kesehatan Korea kuno juga menyebutkan bahwa buah kundur mampu menyembuhkan edema, penyakit yang berhubungan dengan hati, mengurangi keputihan, baik untuk detoksifikasi, menyembuhkan demam dan menguatkan fungsi kandung kemih, usus halus dan usus besar (Zaini, dkk., 2010).




PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
1.      Buah bligo atau buah kundur ini merupakan salah satu tanaman dari suku Cucurbitaceae.
2.      Kandungan buah bligo terdiri dari air, protein, lemak nabati, karbohidrat, serat, mineral, dan vitamin.
3.      Buah bligo ini digunakan untuk membantu mengobati berbagai penyakit, contohnya penyakit diabetes, penyakit maag, meredakan flu dan batuk, dan mengatasi kesulitan buang air kecil.
B.     Saran
Saran bagi para pembaca yaitu para pembaca dapat mencari artikel atau jurnal lainnya untuk mengetahuai informasi tentang buah bligo atau kundur ini lebih lanjut.




DAFTAR PUSTAKA

Alsnafi, A. E. 2013. The Pharmacological Importance of Benincasa hispida: A Review. International Journal. Irak: Thi Qar University. Hal. 165.
Alsuhendra, Ridawati, dan Mardianty I. 2014. Pengaruh proses ekstraksi terhadap nilai pH, kandungan kalium, dan daya terima sari buah bligo (Benincasa hispida). Jakarta: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta .
Bimakr M, Rahman RA, Taip FS, Adzahan NM, Sarker MZ, and Ganjloo A. 2012. Optimization of ultrasound assisted extraction of crude oil from winter melon (Benincasa hispida) seed using response surface methodology and evaluation of its antioxidant activity, total phenolic content and fatty acid composition. Molecules 17(1) : 11748-11762.
Defira C. 2013. Pemanfaatan ekstrak etanol buah dan biji bligo (Benincasa hispida) sebagai pengawet alami ikan nila (Oreochormis niloticus). Bogor: Program Magister Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Ghosh, K dan Baghel, M.S. 2011. A Pharmacognostical and Physiochemical Study of Benincasa hispida with Ayurvedic Review. Research Article. 2 (6). India: Jamnagar University. Hal. 1664.
Grubben, G.J.H. 2004. Vegetable. USA: National Holticultural Research Institute.
Sayuti, K., dan Yenrina, R. 2015. Antioksidan, Alami dan Sintetik. Padang: Andalas University Press. Hal. 7-9.
Sheemole, M.S., Antony V. T., Kala K., dan Saji A. 2016. Phytochemical Analysis of Benincasa hispida (Thunb) Cogn. Fruit Using LC-MS Technique. Research Article. 43. India: St.Berchmans College. Hal. 244- 248.
Setiawan, A. 2015. Manfaat Buah Kundur. Diakses 30 Agustus 2016 dari laman http://www.ilmunutrisi.com.
Zaini, N.A.M., Farooq A., Azizah A.H., dan Nazamid S. 2010. Kundur (Benincasa hispida (Thunb) Cogn): A Potential Source for Valuable and Functional Foods. Food Research International. 44. Malaysia: Universitas Putra Malaysia. Hal. 2370-2372.

Minggu, 28 Juni 2020

Daun Sirsak (Annona muricata L) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava liin) sebagai Anti Kanker

  
Hola.. Assalamualaikum wr. Wb.

      Apa kabar teman-teman semua? semoga semua dalam keadaan baik-baik aj yaa.. Terimakasih sudah mau mampir lagi, kali ini akan membahas dan menjelaskan tentang Daun Sirsak (Annona muricata L) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn) sebagai AntiKanker, semoga bermanfaat!! 

Daun Sirsak (Annona muricata L) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava liin) sebagai Anti Kanker

PENDAHULUAN
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang manfaat dari Tanaman sirsak (Annona muricata L) dan tanaman jambu biji (Psidium guajava linn). seperti yang kita tahu bahwa, pada tanaman sirsak dan tanaman jambu biji diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Terutama pada bagian daun tanaman. Salah satu manfaat dari kedua daun tanaman tersebut adalah sebagai anti kanker. Anti kanker ini diperoleh dari senyawa Flavonoid yang terkandung dalam kedua daun tanaman tersebut.

PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih jauh mari kita bahan tentang pengertian kanker, anti kanker, senyawa flavonoid, sirsak,dan  jambu biji terlebih dahulu. Kanker merupakan istilah umum yang dipakai untuk menyebut semua jenis tumor ganas. Tumor ganas merupakan tumor yang menyebar ke bagian lain tubuh dan menyerang organ serta jaringan lain sehingga terjadi penghancuran sel normal (Nafrialdi dan Gan, 2008). Penyakit ini menempati peringkat kedua sebagai penyebab kematian.


Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang - kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati (Hafil, 2012). Upaya pengobatan kanker dapat dilakukan dengan pembedahan, radiasi, kemoterapi, dan pemberian hormon-hormon terapi
Anti kanker adalah obat untuk mencegah dan mengobati pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Obat antikanker adalah senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan (kanker). Obat antikanker disebut juga obat sitotoksik, sitostatik atau senyawa antineoplasma (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Tujuan utama kemoterapi ini adalah merusak secara selektif sel tumor yang berbahaya tanpa mengganggu sel normal.
Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan cara:
1)      Pembedahan, terutama untuk tumor padat terlokali sasi seperti karsinoma pada payudara dan kolorektal.
2)      Radiasi digunakan untuk pengobatan tambahan sesudah pembedahan dan untuk pengobatan tumor seperti seminoma testikular dan karsinoma nasofaring.
3)      Pemberian kemoterapi untuk pengobatan tumor yang tidak terlokalisasi seperti leukemia, koriokarsinoma, multiple mieloma, penyakit Hodgkin, limfoma  14 Desi Harneti P.H. Burkitt dan digunakan untuk pengobatan tambahan seusai pembedahan.
4)      Endokrinoterapi merupakan bagian dari kemoterapi yaitu penggunaan hormon untuk pengobatan tumor pada organ yang proliferasinya tergantung pada hormon seperti karsinoma payudara dan prostate.
5)      Imunoterapi, masih dalam penelitian dan berperan penting pada pencegahan mikrometastatis.

 

Gambar 1.2 http://febeunike93.blogspot.com/2013/11/penentuan-struktur-flavonoid.html
Setelah kita memahami tentang kanker dan antikanker, sekarang kita akan membahas tentang salah satu senyawa yang terdapat dalam antikanker yaitu flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder dan keberadaannya pada daun tanaman dipengaruhi oleh proses fotosintesis sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa bahan alam dari golongan fenolik (Sjahid 2008). Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik radikal hidroksi dan superoksida dengan demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak.


Gambar 1.3 https://www.makanabis.com/post/article/
Buah sirsak rasanya manis agak asam sehingga sering dipakai sebagai bahan jus buah. Daging buahnya kaya akan serat. Setiap 100 g buah yang dapat dimakan mengandung 3.3 g serat sehingga dapat memenuhi 13% kebutuhan serat per hari. Selain itu, daging buahnya mengandung banyak karbohidrat (terutama fruktosa), vitamin C (20 mg/100 g), B1 dan B2 (Tayler, 2002). Kandungan flavonoid ekstrak daun sirsak antara lain golongan flavon, dihidroflavonol, flavonol, dan flavaon. 

 

Gambar 1.4 https://indocropcircles.wordpress.com/2014/05/21/sirsak-pembunuh-kanker/
Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Khasiat buah dan daun sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain itu, daun sirsak juga dimanfaatkan untuk pengobatan demam, diare, anti kejang, anti jamur, anti parasit, antimikroba, sakit pinggang, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu, antispasmodik, antihipertensi, obat pereda nyeri, hipoglikemik dan antikanker.
Pada Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia lainnya termasuk Annonaceous acetogenins. Acetogenins merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker (Mardiana, 2011).
Acetogenins merupakan inhibitor kuat dari kompleks I mitokondria atau NADH dehidrogenase. Zat ini akan mengakibatkan penurunan produksi ATP yang akan menyebabkan kematian sel kanker, lalu kemudian memicu terjadinya aktivasi jalur apoptosis serta mengaktifkan p53 yang dapat menghentikan siklus sel untuk mencegah terjadinya proliferasi tak terkendali (Retnani, 2011).

Gambar 1. https://fk.ui.ac.id/infosehat/benarkah-daun-pepaya-dan-jambu-biji-bisa-sembuhkan-dbd/
Tanaman jambu biji (Psidium Guajava Linn) terdiri dari beberapa kultivar antara lain tanaman jambu biji dengan daging buah merah, daging buah putih dan daging buah kuning (Alisyahbana, 1993). Bagian tanaman yang paling sering digunakan adalah daun yang mengandung minyak atsiri, lemak, damar, garam-garam mineral, triterpenoid, tannin dan flavonoid.
Jambu biji memiliki beberapa kelebihan, antara lain buahnya dapat dimakan sebagai buah segar, dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman. Selain itu, buah jambu biji bermanfaat untuk pengobatan (terapi) bermacam-macam penyakit, seperti memperlancar pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan sariawan. Selain buahnya, bagian tanaman lainnya, seperti daun, kulit akar maupun akarnya, dan buahnya yang masih muda juga berkhasiat obat untuk menyembuhkan penyakit disentri, keputihan, sariawan, kurap, diare, pingsan, radang lambung, gusi bengkak, dan peradangan mulut, serta kulit terbakar sinar .


Gambar 1.6 https://www.halodoc.com/ini-manfaat-tersembunyi-daun-jambu-biji
Daun jambu biji mengandung flavonoid, tanin (17,4 %), fenolat (575,3 mg/g) dan minyak atsiri. Efek farmakologis dari daun jambu biji yaitu antiinflamasi, antidiare, analgesik, antibakteri, antidiabetes, antihipertensi dan penambah trombosit. Adapun salah satu senyawa dari flavonoid yang terkandung dalam daun jambu biji adalah kuersetin, yang memiliki titik lebur 310˚C, sehingga kuersetin tahan terhadap pemanasan (Sudarsono dkk, 2002).



PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
1.      Daun sirsak memiliki kandungan berupa aktivitas antioksidan yang tinggi dan flavonoid ekstrak daun sirsak antara lain golongan flavon, dihidroflavonol, flavonol, dan flavaon, sedangkan pada daun jambu biji memiliki kandungan berupa asam psidiloat, asam ursolat, asam krategolat, asam oleanolat, asam guaiavolat, quercetin, flavonoid, tanin (17,4 %), fenolat (575,3 mg/g) dan minyak atsiri.
2.      Perbedaan antara daun sirsak dan daun jambu biji terdapat pada kandungan zat yang ada antara kedua jenis tanaman tersebut, dari morfologi juga terlihat jelas perbedaannya, dan dari manfaat yang dihasilkan oleh kedua jenis tanaman tersebut juga didapatkan perbedaan.
B.     Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pembaca adalah agar bisa dimanfaat sebaik-baiknya dan bisa membagikan informasi ini kepada orang lain.




DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, S. B. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Kanisisus.
Mardiana, Lina. Ratnasari, Juwita. 2011. Ramuan dan khasiat sirsak. Jakarta: Penebar  Swadaya.
Retnani, V. 2011. Pengaruh Suplementasi Ekstrak Daun Annona muricata terhadap Kejadian     Displasia Epitel Kelenjar Payudara Tikus Sprague Dawley yang Diinduksi 7, 12 Dimethylbenz[a]anthracene. Skripsi. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran  Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Sjahid Rahmawan L. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia    uniflora L.). Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., dan Purnomo. 2002. Tumbuhan Obat II  (Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan), 66-68, Pusat Studi Obat Tradisional-        Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Taylor L. 2002. Technical Data Report For Graviola Annona muricata, 2nd edition. Austin: Sage 
            Press.

BUAH BLIGO (BENINCASA HISPIDA) ATAU BUAH KUNDUR SEBAGAI ALTERNATIF OBAT HERBAL

Hola.. Assalamualaikum wr. Wb.       Apa kabar teman-teman semua? semoga semua dalam keadaan baik-baik aj yaa.. Terimakasih sudah mau...